Yang namanya penyakit pasti nggak enak dan cenderung merugikan. Kalau dipikir-pikir nggak nyangka juga kalau di suatu waktu tubuh saya bisa kehilangan kendali secara tiba-tiba. Saya mengalami kondisi di mana aktivitas listrik di otak menjadi tidak normal dan kacau, yang menyebabkan kejang berulang, atau yang disebut Epilepsi. Pernah denger?
Di postingan ini saya mau sharing pengalaman sebagai orang yang hidup dengan epilepsi. Perlu digaris bawahi ya kalau kondisi epilepsi pada setiap orang bisa berbeda-beda, beberapa hal yang saya alami belum tentu dialami pengidap epilepsi lain.
Pertama kali saya didiagnosa epilepsi di tahun 2017. Saat umur saya 17 tahun. Ketahuan deh umur saya sekarang. Bermula di suatu malam ketika ibu saya mendengar saya terjatuh di dalam kamar dengan pintu kamar yang terkunci. Sekuat tenaga ibu saya mendorong pintu hingga kunci gerendel rusak dan melihat saya nggak sadarkan diri sedang kejang-kejang. Kejang epilepsi biasanya terjadi tanpa gejala, bahkan dalam kondisi sehat sekalipun.
Beberapa saat kemudian saya terbangun di ruang tamu dan melihat banyak orang berkerumun memandangi di atas muka saya, mereka berkata "Alhamdulillah...".. What?? apa yang terjadi? saya kenapa? Pikiran saya langsung mencoba menganalisa apa yang terjadi.
Rasanya bingung, seperti baru bangun dari kematian. Gimana ya jelasinnya. Rasanya kayak abis teleportasi dari suatu tempat dan terbangun secara tiba-tiba. Saya refleks mencoba berdiri dan lari, kemudian muntah. Setelah itu tubuh saya terasa disconected dan masuk mode sleep. Udah kaya mau reset konfigurasi sistem aja. Pokoknya nggak enak banget, karena belum sepenuhnya sadar.
Akibat kejadian itu saya nggak boleh lagi mengunci pintu kamar. Bahkan sekarang kamar saya nggak punya penutup pintu. ðŸ˜
Pada saat konsultasi pertama kali ke dokter, dokternya bilang kalau epilepsi nggak bisa bisa disembuhkan. Gonggggggggg. Nggak-nggak, ekspresi saya waktu itu biasa aja sih karena belum tahu apa itu Epilepsi. Saya pun nggak terlalu memahami penjelasan dokter. Barulah sampai rumah saya cari tahu tentang epilepsi dan mulai panik.
Beberapa hari setelah mengkonsumsi obat dari dokter, salah satu jenis obat yang saya ingat adalah phenitoin berwarna merah yang masih saya konsumsi hingga sekarang dan seterusnya. Saya mulai merasakan keanehan. Indra-indra mulai terganggu, saya nggak bisa mendengar dengan jelas, terdengar bunyi bising yang sangat keras. Mata sering melihat kilatan putih, dan lumpuh hampir seminggu tanpa bisa beranjak dari tempat tidur. Libur sekolah pun nggak bisa ditolak.
Bertahun-tahun saya mencoba untuk terbiasa dengan kondisi seperti ini. Syukurnya kondisi saya sebenarnya nggak terlalu parah, dan sangat terkontrol dengan rutin mengonsumsi obat. Nggak ada yang berubah dari hidup sih, saya aktivitas seperti biasa.Tapi tetap aja ada resiko besar yang harus dihadapi setiap hari. Orang dengan epilepsi kayak gini itu sulit diprediksi kapan akan mengalami kejang karena terjadi sangat tiba-tiba.
Ini yang menarik dan bikin heran. mmm nggak menarik juga sih. Kadang saya terbangun di lantai. Iya di lantai. Lagi-lagi saya merasa seperti baru bangkit from somewhere, ingatan yang kosong, bingung, sakit kepala, badan sakit dan refleks muntah. Kalau dicek lagi badan saya biasanya ada beberapa luka lecet-lecet akibat terbentuk furnitur dan jatuh saat kejang.
Kadangkala saya akan mengalami lupa ingatan beberapa waktu sebelum kejang, kadang ibu saya menceritakan hal-hal yang udah saya lakukan tapi saya nggak punya ingatan tentang itu sama sekali, beneran kosong.
Saya sama sekali nggak ingat kejadian sebelum kejang dan nggak punya ingatan apa yang dilakukan terakhir kali mendekati kejang. Karena saat kehilangan kesadaran terjadi secara tiba-tiba. Sensasinya mirip kalau kita tidur sore tiba-tiba terbangun, pas kita pikir udah pagi eh ternyata baru waktu senja. Kayak di restart paksa gitu. Aneh ya.
Biasanya tubuh saya akan berfungsi normal beberapa jam setelah tidur pasca kejang untuk memulihkan energi. Tapi badan saya akan pulih total dari rasa sakit dalam seminggu akibat efek otot-otot tegang selama kejang.
Mungkin itu aja pengalaman yang bisa saya bagikan. Hal positif yang saya ambil adalah saya jadi bisa berusaha selalu waspada dan ingat buat jaga kesehatan.
Komentarnya dong