Healing di Mata Air Langen Ujung Buayan, Eh Kunci Motor Ikutan Healing

Sebenernya saya sudah males nulis tentang Langen Ujung ini karena sudah pernah saya tulis tentang kolam mata air alami yang ada di Desa Buayan, Kebumen, Jawa Tengah. Tapi sudah saya hapus.

Intinya saya sering ke sini, biasanya seminggu sekali pergi ke sini untuk renang dan menikmati segarnya mata air alami yang keluar dari kaki bukit. Ditambah lokasinya yang nggak terlalu jauh dari rumah saya, cuma beda kecamatan. Apalagi kalau sedang musim kemarau baeuhh, airnya akan sangat jernih ditambah suasananya yang sejuk.

Suatu hari di hari yang cerah. Keponakan saya yang kelas 6 SD ngajak renang di mata air ini. Husna namanya. Padahal siangnya jadwal  saya rutin check up ke dokter untuk epilepsi saya. Oh ya, kalau kalian pengidap epilepsi saya nggak menyarankan kalian untuk berenang atau dekat-dekat kolam. Waktu itu saya minta keponakan sesekali untuk mengawasi saya. Pada akhirnya pun malah kita cuma asyik renang. Khilaf.

Kalau rame biasanya ada tukang karcis di pos pintu masuk dengan HTM Rp3.000 per orang, murah. tapi masih harus bayar parkir lagi di dalam. Kalau sepi biasanya nggak ada penjaga di pintu masuk alias bebas masuk. Tau aja nih tukang karcis.

Dengan rasa excited saya dan ponakan saya langsung masuk ke dalam dan cari tempat parkir. Lalu kami langsung cari spot favorit untuk renang. 

Amir Faozi - Langen Ujung Buayan Kebumen

Kebetulan cuacanya sedang bagus, dan air kolam jernih banget, plus karena datangnya pagi belum terlalu ramai pengunjung dan nggak lama setelah sampai tanpa banyak mikir kami langsung nyebur.

Saya dan ponakan saya cukup lama ya renang di sini, sekitar hampir dua jam. Setelah puas dan kami sudah mengemas baju basah kami, barulah saya menyadari sesuatu yang fatal. Kunci, kunci motor! ahhhh saya cari ke sana kemari di tas, di saku, tidak ketemu juga, padahal saya yakin saya nggak terbawa di saku celana saat renang. 

Padahal waktu sudah keburu siang dan saya harus segera ada janji temu dokter. Seketika saya mulai panik dan berusaha untuk tenang dan terdiam sejenak. Saya cari-cari di darat pun nggak ketemu juga, mulai dari tanya ke tukang parkir, penjaga warung, dan penjaga kamar mandi umum pun hasilnya nihil. Namun saya tetap berusaha tenang.

Daripada saya panik dan waktu sudah masuk waktu dzhuhur, saya sholat dulu biar tenang. Setelah itu cari-cari lagi. sempat mau nyerah. Setelah saya cari di darat tidak ketemu, akhinrya saya cari jalan terakhir menyusuri kolah. Tau nggak pemirsa, siang itu pengunjung mulai ramai dan gelombang air makin nggak karuan. Saat itu ada anak kecil bersama kakeknya yang sedang berenang, saya pinjam paksa kacamata renang dia. makasih ya dek wkwk. Sampai dia mau pulang kunci motornya nggak ketemu. Akhirnya saya nyerah dan saya telfon kakak saya untuk jemput kami berdua.

Tapi saya nggak jadi nyerah, saya kembali masuk ke kolam dan menyusuri dari permukaan air, untungnya airnya sangat jernih dan dasar kolam nggak mudah keruh. Pokoknya saya cari sampai ketemu. Ketika kakak saya sampai di lokasi saat itu juga kunci motor saya ketemu, dan benar saja ikut terjatuh di dasar kolam. Waktu itu peluar kunci terlihat di dasar kolam sangat kecil sekitar 95% permukaan kunci tertutup lumpur, it could be anywhere. Untungnya mata saya masih bisa memperhatikan. Kuncinya adalah tetap tenang dan berusaha, hahaha.

Langen Ujung Buayan Kebumen
Bayangkan sebuah kunci jatuh di kolam sebesar ini

Saya dan ponakan saya nggak jadi pulang sampai sore, setelah kunci motor saya ketemu kami pun cuma bisa tertawa ngakak sambil mengamankan benda yang bisa membawa kami pulang wkwk. Kami pun berenang lagi dengan bahagia dan saya nggak jadi ke Rumah Sakit untuk janji temu dengan dokter.

Posting Komentar